Mudik Penuh Makna

Mudik Penuh Makna

Setiap kita memiliki cara tertentu mengisi aktifitas libur selama di kampung tanah kelahiran. Bersilaturrahmi dengan orang tua, keluarga, kerabat, tetangga, kumpul bersama satu alumni sekolah. Aktifitas semacam ini yang akan memperkokoh jalinan rasa persaudaraan antar sesama.

Tidak jarang usai melaksanakan silaturrahmi biasanya sebagian masyarakat mengisi liburan dengan rekreasi. Berkunjung ke tempat wisata misalnya, taman, pantai, kebun binatang dan masih banyak lagi cara yang bisa dilakukan dalam mengisi hari-hari libur. Terkadang juga sebagai tradisi di kampung penulis dengn budaya yang masih kental adanya masyarakat yang berziarah ke makam para wali, tuan guru dan para pejuang.

Namun bagi penulis tahun ini tidak ada renca untuk rekreasi kesatu tempatpun. Kebanyak waktu penulis dihabiskan hanya berdiam diri di rumah saja, berdiam dirumha bukan saja tidak ada aktifitas justru sebaliknya misalnya bersih-bersih lingkungan sekitar rumah. Sepertinya bagi penulis sudah lebih dari cukup sebagai rekreasi selama liburan di tanah kelahiran.

Namun dibalik memilih untuk berdiam diri, tenyata banyak hal yang penulis lakukan dan tentunya juga sangat bermanfaat. Setidaknya ada beberapa yang penulis lakukan selama mengisi liburan di kampung penulis :

1. Membatu kawan seperjuangan menyelesaikan input data pada portal https://sscnbkn.go.id.
Mendengar informasi bahwa kawan-kawan pernah satu atap dan satu seperjuangan LULUS pada seleksi PPPK, rasanya penulis sangat bahagia bahkan lebih dari itu.

Penulis rasa memang sudah waktunya beliau-beliau ini lulus sebagai tenaga aparatur sipil negara, mengingat masa job hampir mendekati 20 an tahun. Masa perjungan yang tidak sedikit yang mereka korbankan. Penulis sudah merasakan begitu banyak perjuang yang dilakukan selama mejadi tenaga honorer mereka butuh kesehteraan keluarga yang mesti dipenuhi.

Penulis merasa bahagia dapat membantu menyelesaikan isian data yang sudah diperlukan. Minimal dengan cara inilah yang bisa penulis bantu beliau-beliau ini, memanfaatkan potensi soft skill yang dimiliki untuk meringankan beban beliau.

2. Silaturrahmi dengan orang tua.
Mengisi libur bagi kami yang nota bedenya anak rantu satu kebanggaan jika kami menemui orang tua kami sehat wal afiat. Bertemu dengan orang tua keduanya tidak bisa terbayarkan dengan apa pun.

Mendengarkan cerita aktiviats keseharin beliau, ketika menggarap tanah pertanian, bagimana harga hasil sawah yang tidak menentu, harga sayur yang tidak stabil turun naik, penjualan hasil bumi yang juga terkadang rugi dan terkadang juga untung, bagimana ia berperang melawan hama tanaman, harga pupuk yang melonjak naik, hasil pertania yang tidak sesuai dengan biaya perawatan.

Ia banyak bercerita kehidupannya aktifitasnya menggarapa sepetak sawah peninggalan dari sang kakek dan nenek.

Secara lahir jarak penulis dengan orang tua memang sangat jauh, bisa dibayangkan antara Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa yang dipisahkan oleh Selat Alas, namun secara batin sangat dekat sekali.

Minimal penulis dapat betemu dengan beliu (ortu) dua kali dalam setahun, namun kenyataannya lebih dari itu, alhamdulillah….

3. Berdoa di makam orang tua
Sebagai bukti sosok anak yang berbakti kepada orang tuanya tentunya ia pasti mendoakan orang tuanya. Penulis alhamdulillah rutin setiap kali pulang kampung dari tanah rantau menyempatkan diri walau sekedar membaca surat yasin dan mendoakan almarhumah di depan makam beliau.

Karena penulis menyakini hanya doa anak yang soleh adalah harapan yang dapat membantu dan meringankan beban orang yang sudah meninggal dunia.

Penulis berharap agar khilf dan kesalahan yang sudah dilakukan almarhumah selama hidup di dunia dapat diampuni Allah SWT, dijadikan kuburnya sebagai taman surga dan di tempatkan pada tempat yang layak.

Selain mendoakan orang tua juga ziarah kubur juga dapat dijadikan sebagai edukasi. Bahwasanya setiap yang hidup akan kembali pada sang pencipta dan pasti akan menemukan ajalnya cepat atau lambat.

Berziarah kubur mengingatkan kita untuk tidak terlalu lalai akan nikmatnya surga dunia tentunya memperbanyak melakukan ibadah. Karena masih ada alam setelah alam kubur yakni alam akhirat. Dunia sebgai sawah dan ladang untuk menanam kebikan dan akhirat tempat memetik hasil yang sudah kita tanam.

Selain orang tua, tak lupa penulis juga mendoakan keluarga dekat nenek, kakek karen beliau beliau itu sudah banyak membantu dan berbuat baik kepada penulis. Initnya Jangan lupakan kebaikan orang lain meskipun hanya sebesar biji kecil sekalipun, minimal dengan mendoakan adalah satu cara kita untuk membalas kebaikannya.

4. Menyusun target dan agenda bulan Mei 2023
Satu poin penting yang penulis harus selesaikan pada bulan April, menyusun target dan agenda bulan Mei 2023. Biasanya penulis setiap akhir bulan ada agenda seperti ini menyun target bulan berikutnya dan merefleksi kegiatan yang sudah terlaksana sebelumnya.

Target bulan Mei harus disusun mengacu pada resolusi yang sudah penulis rencanakan pada akhir tahun 2022 dan awal tahun 2023.

Resolusi tahun 2023 salah satunya tercantum menerbikan satu buku solo, sayangnya penulis tidak mencantumkan judul dan tema buku solo yang akan diterbitkan, meskipun demikian terpenting bagi penulis adalah resulusi sudah sesuai sasaran paling tidak mendekati. Ibarat sesorang yang membidik satu objek harus mengenai target utama.

Penulis merencanakan draf tulisan pada blog ini selama bulan ramadan sebagai cikal-bakal buku solo perdana. Mudah-mudahan niat baik ini dapat terlaksana kedepannya, tentunya dengan menerapakan disiplin yang tinggi dan dukungan dari orang-orang sekitar.

Menyelesaikan buku solo berdasarkan draf tulisan 30 hari menulis selama bulan ramadan menjadi target utama yang dituntaskan selama bulan Mei tahun 2023 ini.

Tepatnya bulan April (Ramadan) penulis mengikuti tantang menulis pada blog selama satu bulan. Di inisisi oleh DR. Wijaya Kusumah, M.Pd, sayembara ini akan diberikan hadiah, ya cukup menggiurkan bagi penulis sendiri.

Penulis tentunya cukup bernafsu untuk mendaptkan apresiasi tersebut, namuan jauh dari itu penulis lebih fukus dan untuk menuntaskan tulisan selama satu bulan ini dilanjutkan dengan membukukannya. Hemat penulis akan jauh lebih baik komitmen menulis ketimbang hanya mengejar apresiasi dengan kata lain hadiah yang cukup menggiurkan ini.

Menuntaskan tulisan kemudian dibukukan akan menumbuhkan kesadaran bahwasanya motivasi sebenarnya tumbuh dari kesadaran dalam diri jauh lebih baik dan akan bertahan lama ketimbang dorongan yang sifatnya dari luar.

5. Menikmati suasana alam lebih fress
Berlibur di kampung dengan nuansa udara sejuk, segar, suasana hamparan sawah hijau, ini akan memicu fikiran penulis pulih Kembali, setelah beberapa bulan disibukan dengan tugas dinas yang lumayan padat.

Maklum kampung penulis merupakan daerah pegunungan, berbeda dengan tempat tugas sekarangnya. Nnuansa iklim berbeda akan mampu memberikan motivasi dan menjadi penyemangat unutk bekerja kembali.

6. Hibah buku
Apresiasi menyambut hari buku internasional jatuh pada buan April, alhamdulillah penulis menghibahkan dua buku, satu buku solo dari mentor penulis, satunya lagi buku antologi penulis bersama kawan-kawan komunitas belajar menulis.

Hadirnya dua buku ini setidaknya dan mudah-mudahan dapat memompa semangat litersi terutama menulis bagi kaum muda dan intelektual di kampung penulis.

Banyaknya kaum muda dan intelektual yang lahir dari ratusan sarjan dari berbagi jurusan baik dari kuliah dalam daerah mupun dari luar daerah, kemungkinan besar ada juga hobi menulis hadirnya buku ini juga penulis berharap akan memotivasi dan menularkan virus literasi bagi penulis pemula.

7. Lahirnya inisiatif galeri digital pembangunan masjid beririjarak.
Ide ini lahir sudah satu bulan yang lalu dan penulis mulai menggarapnya, usai hari raya idul fitri tahun 2023 tepatnya bulan April selagi masih dalam suasana libur.

Inisiatif ini dipicu oleh kekawatiran penulis jika dokumentasi ini hilang begitu saja tampa meninggalkan jejak, tidak ada lagi cerita masa lalu begitu getar-getirnya orang tua, sepuh, tokoh agama, anak muda zaman itu dan masyarakat yang akan diwariskan kepada generasi yang akan datang. Mengingat generasi yang akan datang adalah generasi digital semuanya dimainkan dan diperankan serba digital.

Jika terus tersimpan dalam memeori computer kemungkinan akan hilang dan rusak mengingat penulis sering gonta ganti computer. Seiring memori komputer yang semakin lama semakin penuh.

Penulis berasumsi menyimpan dukumen dalam betuk file awan yang di publikasikan dan dipajang menggunakan blog cukup aman dan pasti banyak masyarakat atau nettet yang dapat mengaksesnya.

Dokumen Jika dibutuhkan suatu saat dapat diambil Kembali, kapanpun asalkan terkoneksi dengan jaringan nternet. Berbeda halnya dengan menyimpannya dalam perangkat kumputer yang mengaksesnya serba terbatas kemungkinan dan lambat laun akan rusak.

Dukumentasi kegitan gotong royoh masjid Syiarul Islam At-Tayyibi Beririjarak dapat diakses melalui tautan (https://aiqnitik.blogspot.com). Dimuat dalam bentuk poto dan video, poto yang penulis unggah berupa file asli, tampa penguran kapasitas.
Lebih lamaTerbaru

Posting Komentar